Jumat, 12 April 2019

DIJUAL: Kaset pita metal


Dijual!
·Morbifik - Now, I'm Bleed (1998), Rp 65.000
·Morbifik - Gradually Killed in Torture, Rp 50.000
—Paket Morbifik Rp 105.000
·The Cruel - Hollow Horror (2002), Rp 40.000
Borong semua Rp 150.000
Harga di atas belum termasuk ongkir

Minat hubungi (+62) 8578-5695-625 (WhatsApp)

Minggu, 03 Maret 2019

Puisi Singkat dari Para Penggemar Ironis Brendan Fraser (A Short Poem from Brendan Fraser's Ironic Fans)

Cukup       | Just
Kacaukan | Fuck
Saja          | My
Diriku        | Shit
Ini             | Up

3 Maret 2019 / March 3rd, 2019

Minggu, 24 Februari 2019

Ziarah - Immortal Ceremony (1998) (Bahasa Indonesia)


Tak banyak informasi yang bisa dicari mengenai band satu ini. Ziarah adalah sebuah band black metal asal Malang, Jawa Timur, yang hanya merilis satu album bertajuk Immortal Ceremony pada tahun 1998, di bawah label Leviathan Production (kemungkinan besar sebenarnya bukan label, namun dirilis oleh Ziarah sendiri), kemudian menghilang begitu saja. Walau cover album-nya kurang jelas terlihat, saya menerka bahwa gambar pada cover ini adalah tali pocong. Oke, mari kita mulai mengulas album ini secara keseluruhan.

Poin pertama yang saya catat ialah produksi dari album ini. Produksinya memiliki kualitas underground Indonesia era 1990'an yang ciamik di telinga saya. Kualitas suaranya cukup raw namun semua instrumennya dapat terdengar dengan baik. Poin utama lainnya ialah suara drum-nya. Rerata rekaman underground Indonesia era 1990'an biasanya punya suara snare drum yang kurang mumpuni dan justru terdengar mirip tong kosong nyaring bunyinya, namun tidak dengan album ini. Bisa dikatakan proses produksinya ditangani secara memadai, meski "hanya" sebuah rilisan underground. Omong-omong mengenai drum, pola permainan yang ditawarkan jauh lebih sederhana bila dibandingkan beberapa album metal lainnya, namun penyajiannya variatif dan sesuai dengan nuansa lagu-lagu yang dibawakan. Ada kalanya Fitri (sang drummer) membawakan ketukan d-beat yang nge-punk, ada kalanya ia menyajikan ketukan-ketukan lambat dengan sentuhan simbal, bahkan ada kalanya ia bermain ketukan drum yang berirama militer seperti pada bagian awal lagu unggulan album ini, "Immortal Ceremony", namun pada umumnya ia membawa ketukan-ketukan berirama sedang.

Sang vokalis Agus menggunakan dua jenis vokal, yang satunya ialah vokal shriek yang standar pada black metal, satunya lagi ialah vokal growl. Vokal Agus mungkin tidak bisa dibilang kuat bila dibandingkan dengan semua instrumen lainnya, namun performanya tetap bagus dan tidak terkesan dipaksakan seperti beberapa vokalis black metal lainnya. Bassist Sugeng lebih sering mengikuti permainan gitar dari Dodik, namun performanya menambah karakter musik mereka. Ada kalanya juga Sugeng memainkan riff-riff tersendiri seperti pada lagu "The Almighty Power Authority" dan "From the Address for Javanese Exhibility of High Rank" (panjang juga namanya, hehe).

Dan yang paling utama ialah performa gitaris Dodik. Ia memainkan riff-riff tremolo yang umum ditemui pada black metal, namun ia juga memainkan beberapa riff palm-mute yang nge-thrash seperti di lagu "Agony of Death", riff-riff nge-punk seperti di lagu "Abode of the God", dan riff kromatik seperti di lagu "To Go on a Philgrimage [sic]". Yang paling memukau adalah beberapa progresi chord yang dipengaruhi oleh musik tradisional Jawa, seperti pada lagu "The Almighty Power Authority" dan "The World of Gods and Goddess [sic]". Agak aneh bahwa album ini tak banyak dibicarakan di kalangan Javanese black metal, mengingat bahwa album ini adalah salah satu rilisan black metal pertama yang memadukan black metal dengan suara musik tradisional Jawa.

Album ini adalah salah satu album black metal Indonesia terbaik yang pernah dirilis. Seandainya Ziarah bertahan lebih lama dan merilis album lain, mungkin Ziarah akan menjadi band yang setingkat dengan Dry, Hellgods dan Ritual Orchestra. Para penggemar black metal wajib mendengarkan album ini.

(keterangan: [sic] artinya "tulisan memang ditulis seperti itu, bukan karena typo".)
(sampel lagu)

Sabtu, 23 Februari 2019

Bangkit dari Kubur!

Setelah bertahun-tahun lamanya blog ini mati, Gema Logam alias Echoes of Metal akan kembali menyuguhkan review-review musik cadas! Di samping itu, Gema Logam juga akan menyediakan rubrik santai/non-metal bagi yang bosan hanya membaca review.
Terus pantau segala jenis update dari blog ini!

(in English) 
After years of dormancy, Gema Logam aka. Echoes of Metal will return once again! Alongside heavy music reviews, this blog will also provide non-metal articles for those bored of only reading metal reviews.
Stay tuned for any updates from this blog!