Rabu, 04 Februari 2015

Homeland Opera - Jiwa Yang Hilang (2014)

Semoga gue gak tersesat di situ... (Wish I don't get lost there...)

(Bahasa Indonesia)

Dari sekian banyaknya band beraliran metal di Indonesia, saya menyadari bahwa dua dari beberapa sub-genre yang masih jarang diperhatikan adalah groove metal dan sludge metal. Beruntunglah ada satu band yang memperhatikan kedua genre tersebut dan memainkan percampuran antara kedua genre tersebut. Band tersebut adalah Homeland Opera dari Bandung. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Bandung telah memproduksi banyak band beraliran musik keras yang cenderung bagus, namun akankah album EP mereka yang berjudul "Jiwa Yang Hilang" ini mampu untuk menarik perhatian? Hanya ada satu jawaban pasti.

Produksi dari EP ini terkesan sedikit tidak konsisten. Pada satu lagu, bass-nya terdengar dengan sangat jelas dan vokalnya memiliki efek menggema. Pada lagu lain, bass-nya hampir tidak terdengar sama sekali dan drum-nya terdengar kurang keras. Apakah band ini harus merekam EP mereka di berbagai studio yang berbeda sehingga performanya pun juga terdengar berbeda? Peduli amat, setidaknya masalah tersebut tidaklah terlalu serius sehingga merusak musikalitas band ini.

Ada dua gitaris dalam band ini; Ubiega dan Zetho. Saya masih belum tahu siapa yang memainkan gitar lead dan gitar rhythm, namun yang jelas adalah permainan mereka tidak mengecewakan sama sekali. Mereka berdua memadukan riff-riff groovy dengan tempo sedang-lambat yang terdengar seolah-olah berasal dari sebuah rawa penuh lumpur. Memang, riff-riff tersebut tidaklah terlalu inovatif, namun setidaknya permainan gitar mereka berdua cukup memukau. Dipadu dengan gitar lead yang terdengar seperti gergaji mesin, aura suram dari musik yang diciptakan menjadi semakin kental. Gitar rhythm memainkan berbagai melodi melankolis namun minimalis. Melodi-melodi ini terdengar seperti ratapan seseorang yang putus asa, tidak tahu apa yang harus dilakukan olehnya. Sekali lagi, bukan hal yang baru, saya sudah sering mendengarkannya dari berbagai band gothic metal dan melodic death metal, namun melodi-melodi tersebut adalah sentuhan bagus untuk musik yang mereka ciptakan.

Rick, sang bassist, memainkan berbagai macam bassline yang menambah kepadatan musik yang dimainkan. Tidak banyak yang bisa dikatakan soal bass-nya, namun paling tidak permainannya cukup bagus.

Sementara itu, sang drummer Ryu memainkan irama-irama berkecepatan sedang yang bisa dibilang merupakan percampuran dari drumming a la groove metal dan sludge metal. Sesekali, ia juga memainkan hentakan-hentakan lambat yang suram. Snare drum-nya memiliki karakter suara yang kuat dan tidak terdengar seperti tong sampah. Saya membayangkan bahwa Ryu memiliki drumset yang cukup memadai.

Macan (nama yang aneh, tapi suka-suka dia lah....) adalah vokalis dari band ini. Vokal Macan terdiri dari geraman pelan yang merupakan percampuran dari vokal groove metal, sludge metal dan NYHC. Vokal yang cenderung minimalis ini mengandung aura pesimistis, seakan-akan tidak ada gairah hidup yang dimilikinya sama sekali, namun saya rasa akan lebih baik lagi jika ia menambah variasi vokalnya. Sekali lagi, sudah bukan rahasia lagi bahwa band-band beraliran sludge metal cenderung memiliki aura negatif yang membuatnya "susah didengar".

"Jiwa Yang Hilang" mungkin tidak terlalu inovatif, setidaknya bagi yang sudah sering mendengarkan band-band lain beraliran groove/sludge metal, namun cukup menjanjikan. Saya harap dengan EP ini, Indonesia akan membangun skena groove dan sludge metal yang tidak kalah bagus dengan skena brutal death metal yang ada.

http://homelandopera.bandcamp.com/album/jiwa-yang-hilang-ep

(English)

Of all metal sub-genres played in Indonesia, I notice that groove and sludge metal are two of the overlooked ones. Fortunately enough, there is one band which pays attention to those two genres and play a mixture of them. They are Homeland Opera from Bandung. Bandung is well-known for producing many nice heavy music bands, but will their first EP "Jiwa Yang Hilang" be good enough? There is only one answer for it.

The production feels a little bit inconsistent. One song has a prominent bass and echoing vocal effects. Other song has the bass nearly inaudible and the drums a bit silent. Did the band have to record their EP at different studios that their performance sounded difference at each track? Who cares, at least it is not a serious problem that affects the band's musicality.

The band has two guitarists; Ubiega and Zetho. I don't know who is playing the lead and rhythm guitars, but the guitar work isn't disappointing at all. They both combine groovy riffs of groove metal with the medium-slow tempo of sludge metal which sound like they were recorded at a muddy swamp. Sure, those riffs aren't innovative, but their performance is still pretty exciting. The lead guitar sounds like a buzzsaw, which thickens the bleak atmosphere of the music. The rhythm guitar plays melancholic yet minimalistic melodies which sound like a wailing of a desperate man, not knowing what to do. Once again, nothing really new, as I've heard them performed by various melodic death and gothic metal bands, but those melodies are a good touch to the music.

Rick, the bassist, plays lots of basslines which serve as the backbone of the music. Not much can be said regarding his performance, but obviously enough, he is pretty good.

Meanwhile, the drummer Ryu plays mid-paced rhythms which can be described as a mixture between groove and sludge metal drumming. Sometimes, he also plays slow beats that sound sorrowful. The snare has a strong sound and does not possess that hollow thudding, which is the common problem among Indonesian metal bands. I like to think that Ryu has an awesome expensive drumset, which explains why the snare has no hollow thudding sound.

Macan (what a strange name, but that's up to him....) is the vocalist of the band. His vocals consist of a slow, minimalistic shout that is typically heard in groove metal, sludge metal and NYHC. It possesses a pessimistic feeling, as if he was so desperate of this life. Again, nothing fancy, as it is a typical character of sludge metal, which makes people consider it "hard to listen".

"Jiwa Yang Hilang" may not offer something innovative at all, at least to those who are used to listening to groove/sludge metal, but it is a promising EP. I hope, Indonesia will further build a solid sludge and groove metal scene.

http://homelandopera.bandcamp.com/album/jiwa-yang-hilang-ep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar